Garansizone.blogspot.com - ZAINAB Ats Tsaqafiyah RA adalah seorang
wanita bangsawan yang kaya-raya, yang berasal dari kabilah Bani Tsaqif di
Thaif. Ia menikah denganAbdullah bin Mas’ud, seorang sahabat Nabi SAW yang
tadinya hanyalah seorang buruh penggembala kambing, tetapi Islam telah
memuliakannya dengan kemampuannya di dalam Al Qur’an, bahkan Nabi SAW memuji
bacaannya, tepat seperti ketika Al Qur’an diturunkan. Tentu saja Ibnu Mas’ud
hanyalah dari kalangan biasa dan miskin, bahkan kondisi fisiknya ada kekurangan
(cacat).
Walau dengan ‘derajad’
duniawiah yang begitu jauh berbeda, Zainab bersedia dinikahi Ibnu Mas’ud,
karena ia menyadari kekayaan dan kebangsawanannya belum tentu bisa menjamin
keselamatannya di akhirat kelak. Tetapi dengan menjadi istri dan pendamping
seorang sahabat yang begitu dimuliakan Rasulullah SAW, ia yakin akan memperoleh
‘freepass’ masuk surga, asal dengan ikhlas mengabdi pada suaminya tersebut.
Suatu ketika Zainab
mendengar Nabi SAW bersabda, “Wahai kaum wanita, bersedekahlah kamu sekalian,
walaupun harus dengan perhiasanmu.”
Ketika tiba di rumah
dan bertemu dengan suaminya, Abdullah bin Mas’ud, ia menceritakan sabda Nabi
SAW tersebut dan berkata, “Sesungguhnya engkau adalah orang yang tidak mampu,
tolong datang dan tanyakan kepada Nabi SAW, apa boleh aku bersedekah kepadamu,
jika tidak boleh, aku akan memberikannya kepada orang lain.”
Tetapi Ibnu Mas’ud
merasa tidak enak dan malu menanyakan hal tersebut kepada Nabi SAW, karena ia
dalam posisi berhak tidaknya menerima sedekah dari istrinya sendiri. Apalagi ia
mempunyai kedekatan khusus dengan beliau. Karena itu ia berkata kepada
istrinya, “Kamu sendiri saja yang datang kepada beliau dan menanyakannya.”
Dengan perintah atau
ijin suaminya tersebut, Zainab datang ke rumah Nabi SAW, ternyata di sana telah
ada seorang wanita Anshar menunggu Nabi SAW datang untuk menanyakan hal yang
sama dengan dirinya. Seperti telah memperoleh isyarat, Nabi SAW memerintahkan
Bilal keluar menemui dua wanita tersebut, dan Zainab berkata, “Wahai Bilal,
sampaikan kepada Rasulullah SAW, dua orang wanita menanyakan kepada kepada
beliau, apa boleh kami memberikan shadaqah kami kepada suami dan anak-anak
yatim yang kami asuh? Tetapi, tolong jangan dijelaskan siapa kami!”
Bilal
masuk kembali menemui beliau dan menyampaikan pertanyaan mereka berdua. Tetapi
Nabi SAW justru menanyakan identitas mereka berdua sehingga Bilal tidak mungkin
menyembunyikannya, ia berkata, “Seorang wanita Anshar dan Zainab, ya
Rasulullah!”
“Zainab yang mana?” Tanya Nabi SAW.
“Istri Abdullah bin Mas’ud…”
Nabi SAW bersabda, “Jika itu yang dilakukannya, kedua wanita
tersebut akan mendapat dua macam pahala, pahala membantu kerabatnya, dan pahala
shadaqah.”
Bilal menyampaikan jawaban Nabi SAW, dan tentu saja Zainab
beserta wanita Anshar tersebut sangat gembira. “Ijtihad” mereka tentang
shadaqah ternyata dibenarkan beliau, bahkan memperoleh pahala berlipat.[]
masya Allah.....
BalasHapus